Resensi Novel "MARYAMAH KARPOV"
RESENSI NOVEL
“Maryamah Karpov”
Mimpi-mimpi Lintang
Disusun oleh:
Cahyaningsih Utami
XI IPA 1
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURBALINGA
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
I. Identitas
buku
1. Judul
buku : Maryamah Karpov
2. Nama
pengarang : Andrea Hirata
3. Tahun
terbit : 2008
4. Penerbit
: Bentang Pustaka, Yogyakarta
5. Jumlah
halaman : 504 halaman
6.
Penyunting : Imam Risdiyanto
7. Perancang
sampul : Andreas Kusumahadi
8. Nomor
ISBN : 978-979-1227-45-2
II.
Kepengarangan :
Andrea
merupakan lulusan program studi master of science di Perancis dan Inggris. Maryamah Karpov adalah karya pemungkasanya
setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Endesor. Melalui tetralogi Laskar pelangi kita akan merasakan
betapa setiap kalimat yang diciptakan memiliki kekuatannya sendiri. Oleh karena itu, tentang Laskar Pelangi merupakan
koleksi yang amat berharga untuk di miliki. "Jika dulu aku tak menegakkan
sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat
diriku dengan terang sore ini; sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang
kelihatan hanya mataku, memegang sekop menghadap gunungan timah, mengumpulkan
napas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib,
menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan
buruk nasib kepada ayahku dan kepada kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Atas nama
harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib
membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak kepada para
pemberani." Keberanian dan
keteguhan hati telah membawa kal pada banyak tmpat dan peristiwa. Sudut-sudut
dunia elah ia kunjungi demi menemukan A Ling. Aapun ikal lakukan demi perempuan
itu. Keberaniannya ditantang ketika tanda-tandakeberadaan A ling tampak. Dia tetap mencari, meski tanda-tanda itu masih
samar. Dapatkah keduanya dapat ketemu kembali
?. Novel ini menceritakan semua hal
tentang Laskar Pelangi. Tetap dengan sihir
kata-katanya. Anda akan dibawa Andrea
pada kisah yang menakjubkan sekaligus meng
III.
Sinopsis
Cinta itu
gila! Begitulah peryataan yang sering kita dengar. Banyak orang melakukan apa saja untuk cinta. Bahkan tak jarang orang melakukan pengorbanan
yang “gila” (tidak masuk akal) hanya untuk cinta. Cinta itu membutakan! Setidaknya itulah yang
menjadi ulasan pada buku keempat dari tetralogi laskar pelangi “Maryamah
Karpov”. Lalu, hal “gila” apa yang
dilakukan Ikal (Andrea Hirata) untuk cintanya, A Ling?
Setelah
menyelesaikan S2 di Sorbone University Prancis, Ikal (Andrea Hirata) kembali ke
tanah kelahirannya di pulau Belitong. Kerinduan!
Itulah alasan yang mendasar kenapa Ikal kembali ke Belitong. Ia rindu kepada
orang tuanya, rindu kepada Arai (sepupu jauh Ikal), rindu kepada masyarakat
Belitong, rindu dengan alam Belitong dan lebih dari itu, ia rindu pada gadis
impiannya yaitu A Ling.
Perjalanan
dari Jakarta ke rumahnya di Belitong, dilalui Ikal dengan penuh perjuangan dan rasa
letih. Tapi semua itu pudar karena ia
begitu merindukan ayahnya. Lelaki
pendiam itu sangat istemewa bagi Ikal. Bahkan,
Ikal mempersiapkan penampilan terbaiknya untuk bertemu dengan ayahnya. Ikal mengenakan pakaian pelayan resotoran
ketika bekerja di Perancis dulu. Ketika
bertemu dengan ayah, ibunya dan Arai, rasa haru tak dapat terbendung lagi. Betapa
Ikal sangat merindukan saat ini. Saat
bertemu dengan orang orang yang dicintainya.
Pulau
Belitong tak seperti dulu lagi, masyarakat Belitong terpuruk setelah pabrik
timah gulung tikar. Walaupun demikian,
suasana Belitong tak jauh berbeda dibandingkan saat Ikal melanjutkan studinya
ke Perancis. Masyarakat Belitong masih
gemar membual, minum kopi ke warung, dan sangat menyukai taruhan.
Cerita
dibuka dengan kehadiran seorang dokter gigi dari Jakarta yang bernama dokter
Budi Ardiaz. Ia adalah wanita kaya dan
sebenarnya bisa hidup nyaman di Jakarta. Akan tetapi, karena idealismenya, ia
mengabdikan dirinya sebagai dokter di tanah Melayu, Belitong. Namun sayangnya, setelah berbulan-bulan membuka
praktek, tak ada satupun masyarakat yang mau berobat padanya. Masyarakat lebih senang berobat ke dukun gigi dengan
alasan bahwa mulut adalah sesuatu yang sensitif seperti kelamin. Jadi, tak boleh sembarangan memasukkan tangan
ke dalam mulut kecuali muhrim. Kenyataan
ini, membuat kepala kampung Karmun geram dan memaksa masyarakat untuk berobat
pada dokter Diaz. Tapi sayang, masyarakat tetap kekeh dengan
prinsip yang telah mereka pegang.
Selanjutnya,
diceritakan bahwa masyarakat Belitong menemukan dua jenazah yang terapung di
air. Kejadian itu mengagetkan masyarakat khususnya
Ikal. Terlebih, jenazah itu memiliki
tato kupu-kupu mirip tato A Ling. Konon kabarnya, dua jenazah tersebut tewas
karena mencoba melarikan diri dari kawanan perampok yang bengis di pulau Betuan.
Hal ini membuat Ikal meyakini bahwa A
Ling merupakan salah satu penumpang kapal ke pulau Betuan. Ikal
berniat ke pulau Betuan untuk menemukan A Ling. Tapi tidak ada yang mau membantunya. Malah, masyarakat melarang Ikal untuk berlayar
ke pulau Betuan. Pulau itu sangat
berbahaya, jika mau ke sana jangan harap untuk bisa balik lagi. Ikal tidak
menyerah. Demi cinta! Itulah motivasi
terbesar kenapa ia berusaha keras untuk bisa berlayar ke pulau Betuan.
Dimana ada
kemauan di situ ada jalan. Niat Ikal
untuk berlayar akhirnya dibantu oleh sahabat-sahabatnya (Laskar Pelangi) yang
kini telah tumbuh dewasa dengan profesi beragam. Lintang dan Mahar memiliki peran yang besar dalam
masalah ini. Dengan modal semangat,
bantuan dari sahabat-sahabatnya, dan sedikit ilmu, Ikal mampu membuat sebuah
kapal yang hebat.
Kapal itu
diberi nama Mimpi-mimpi Lintang. Walaupun
Ikal telah berhasil membuat kapal, masih saja orang-orang mencemoohkannya dan
tak ayal Ikal menjadi objek taruhan masyarakat Belitong. Tapi itu semua tidak
menjadi penghambat untuk Ikal. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak pada
Ikal. Bahkan, Ikal membuat orang
terkagum-kagum dengan perjuangan hebatnya.
Setelah
berhasil membuat sebuah kapal yang hebat, Ikal berangkat ke pulau Betuan bersama
Mahar, Chung Fa dan Kalimut. Mereka
memiliki misi-misi yang berbeda untuk berlayar ke pulau Betuan. Selama
perjalanan menuju pulau Betuan, banyak sekali rintangan yang harus mereka
tempuh. Mulai dari angin laut, pembajak
sadis, dan dunia mistik. Tapi semua
rintangan itu dapat ia lewati. Akhirnya,
Ikal dapat menemukan cinta sejatinya yang telah ia cari bertahun-tahun lamanya.
Bahkan separuh benua telah ia tempuh
untuk menemukan A Ling.
Singkat
cerita, Ikal membawa A Ling pulau Belitong. Mereka berdua berniat untuk menikah. Ikalpun meminta izin kepada keluarga A Ling
agar diizinkan meminang A Ling. Keluarga
A Ling pun menyetujuinya. Tapi sayangnya,
ayah Ikal tidak menyetujui anak bujangnya meminang A Ling.
IV.
Penilaian Buku
Kelebihan
Novel
Maryamah Karpov memberikan pesan kepada kita (pembaca), agar kita jangan takut
untuk bermimpi. Semua yang kita impikan pasti akan terwujud asal kita berusaha
untuk mewujudkannya. “Ku beri tahu rahasia padamu, Kawan, buah yang paling
manis dari berani bermimpi adalah kejadian-kejadian menakjubkan dalam
perjalanan menggapainy” (hal: 343).
Seperti
novel-novel sebelumnya, Andrea Hirata mencoba kembali menyuntikkan semangat dan
motivasi kepada pembaca agar jangan pernah mengalah dengan nasib. “Bahwa
semangat dan ilmu dapat menaklukkan apapun” (hal:335).
Untaian
kata-katanya yang puitis dan deskripsi narasi yang jelas pada alur ceritanya.
Membaca novel ini, seakan kita (pembaca) dapat mengetahui budaya masyarakat
Belitong. Diantaranya adalah kebiasaan membual
dan
melebih-lebihkan cerita. Juga kebiasaan menyematkan nama baru di belakang nama
asli, semata-mata untuk mengolok-olok bahkan merendahkan martabat yang
mempunyai nama. Seperti Berahim Harap Tenang, Tancap Seliman, Marhaban Hormat
Grak dan lain sebagainya. Kejujuran Andrea Hirata dalam menulis novel ini
membuat novel ini berbeda dengan novel kebanyakan. Lelucon dan humor juga
menjadi bumbu dalam novel ini. Tak jarang kita (pembaca), tertawa membaca
kisah masyarakat Belitong yang lucu dan penuh guyonan. Andrea Hirata sepertinya
cermat sekali memahami kebudayaan Belitong secara keseluruhan. Sehingga, kita
seolah bisa melihat jelas bagaimana realitas masyarakat Belitong sesungguhnya.
Kekurangan
Ada
beberapa yang mengganjal setelah kita membaca novel ini. Jika kita cermati,
judul novel Maryamah Karpov tidak ada kaitan langsung dengan keseluruhan
ceritanya. Maryamah Karpov hanya diulas sedikit saja. Maryamah Karpov
digambarkan sebagai seorang perempuan yang biasa dipanggil mak cik, mendapat
tambahan nama belakang karena sering terlihat di perkumpulan jago-jago catur di
warung kopi Usah Kau Kenang Lagi dan mengajari orang langkah-langkah ala
Karpov. Selanjutnya, secara keseluruhan novel ini menceritakan tentang
perjuangan Ikal untuk menemukan tambatan hatinya, A Ling. Ada juga hal yang
ganjil pada cerita Maryamah Karpov yaitu terkait peran ibu Ikal yang tak
berarti apa-apa ketika pelayaran ke pulau Betuan. Lebih dari itu, pengalaman
fantasis Ikal selama berlayar terkesan terlalu hiperbola dan kurang masuk akal.
Pada
akhir cerita, pembaca merasa bingung karena tidak adanya penjelasan tentang
kelanjutan hubungan Ikal dengan A Ling. Mungkinkah karena tidak disetujui oleh
ayah Ikal, maka rencana meraka untuk menikah batal? “Sebagaimana kawan tahu. Aku ini, paling tidak menurutku sendiri,
adalah lelaki yang berikhtiar untuk berbuat baik, patuh pada petuah orang tua,
sejak dulu. Rupanya, begitu pula ayahku yang sederhana itu. Katanya, ia selalu
menempatkan setiap kata ayah-bundanya di atas nampan pualam, membungkusnya
dengan tilam” (hal: 1). Mungkinkah itu jawaban atas kelanjutan hubungann Ikal
dengan A Ling? Kita hanya bisa meraba dan menemukan kebenarannya menurut
analisis kita masing-masing.
V.
Kesimpulan
Terlepas
dari adanya beberapa kekurangan di atas, novel ini mempunyai banyak keistemewaan
dan pembelajaran yang berharga untuk kita. Novel ini tak hanya sekadar kisah kehidupan
anak manusia. Lebih dari itu, novel ini mengajarkan kita untuk berani bermimpi.
Novel ini cocok dibaca untuk semua kalangan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment